"Ya Allah, hanya kepadaMulah aku memohon, hanya kepadaMulah aku berlindung, Engkaulah Yang berkuasa atas hidup dan matiku..."
Adalah kepasrahan dalam menjalani hidup dan menerima segala anugerah sebagai bahagia. Kebahagiaan tertinggi terletak pada puncak kehidupan tertinggi, manusia hadir di bumi untuk melewati fase-fase kehidupan yang telah digariskan, inilah penciptaan sebagaimana ketika Adam As. diturunkan ke Bumi, dari titik terendah hingga kembali mendapatkan kembali kenabiannya.
Berawal dari pertanyaan yang bergelimpangan di kepala: Kenapa harus sholat? paksaan kah atau kerelaan? Atau inilah keharusan kodrati yang harus dijalani? Lalu apa itu 'agama'? Mengapa harus ada Agama? Apakah 'agama' hanya hadir untuk sekedar menakut-nakuti manusia? Maknai terus sholatmu!.
Kebahagiaan tertinggi, kebahagiaan purna bukan semata kesenangan yang sementara, kebahagiaan harus terus berlangsung, kebahagiaan haruslah kekal, kekal, maka kebahagiaan tidak akan ada dimuka bumi ini, sebab tak ada yang kekal di bumi ini. Dimana kebahagiaan? Kebahagiaan yang tidak berlangsung surut adalah surga, inilah janji Tuhan yang harus dicapai oleh manusia. Inilah tujuan.
Bagaimana mencapai kebahagiaan yang tertinggi yang purna yang sempurna itu? Tentu dengan mendapatkan (melaksanakan) tujuan-tujuan 'perantara' untuk mencapai tujuan purna yang sempurna: Kebahagiaan tertinggi. Maknai terus sholatmu!.
Tujuan-tujuan perantara ada dalam perintah dan laranganNya, perintah dari Yang Maha Esa, Sang Pencipta. Allah perintahkan manusia untuk sholat, inilah amalan pertama dan utama setelah perkataan yang pertama: sahadat. Tidak ada perintah yang memberatkan untuk tetap berusaha menjadi rahmat bagi sekalian alam.
Senantiasa manusia memohon rahmat kepada Tuhan, bagaimana mungkin mendapatkan rahmat jika ia tidak terlebih dahulu menjadi 'rahmat'? Apalah guna berkeluh kesah tanpa memohon kepadaNya Yang Maha Kuasa? Apalah guna bangun malam dan sujud jika sholat hanya sebatas ritual dan penanda waktu? Maknai terus sholatmu!.
Manusia dianugerahi dua jalan, ia hidup, ia belajar dari kesalahan, senantiasa kembali pada jalan yang lurus, jalan yang di ridhoi oleh Allah SWT. Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, yang menerima segala tobat dari umatNya.
Buku ini mengupas tentang makna penciptaan, seakan menceritakan sebuah pengalaman akan pencarian, umat Islam senantiasa memperdengarkan kehadirannya sebagai "Rahmatan lil 'alamin" rahmat bagi semesta alam, bagaimana dapat ia memaknai hidupnya sebagai 'rahmat' jika ingkar terhadap perintah? Sebagaimana satu pertanyaan: apakah mengenakan jilbab adalah kesiapan atau itulah perintahNya?.
Buku ini seakan mengajak pembacanya untuk terus berpikir dan mencari tiap-tiap makna dan senantiasa berbenah. Semoga bermanfaat dan "Maknai terus sholatmu!".
Judul | Maknai Terus Sholatmu |
No. ISBN | 97989664060 |
Penulis | Mahmud Muhammad Thaha |
Penerbit | Lkis |
Tanggal terbit | 2007 |
Jumlah Halaman | 133 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar